Kepribadian dan perjuangan Utsman
Utsman bin Affan dilahirkan Thaif pada tanggal 576 M. nama lengkapnya
adalah Utsman bin Affan bin Abu Ash bin Umayah. Beliau adalah putera dari
pasangan Affan bin Abu Ash bin Umayah dengan Urwah binti Al baidik binti Abdul
Muthalib.
Garis keturunan utsman akan bertemu dengan rasulullah SAW pada keturunan
Abdul Manaf bin Qusyai.
Sebelum masuk islam, ia merupakan saudagar kaya raya di tanah arab karena
ia sejak kecil sudah dilatih oleh orang tuanya berniaga mengarungi padang pasir
ke negri tetanga yaitu negri syam dan hira, sehingga ia digelarkan dengan nama "Al-Ghani"
(kaya raya). Beliau masuk islam lantaran ajakan Abu Bakar ash shidiq dan
menjadi salah seorang sahabat dekat nabi SAW.
Utsman juga merupakan menantu rasulullah saw karena ia menikahi
puterinya yang bernama Ruqaiyah. Setelah ruqaiyah meninggal, maka nabi
menikahkannya dengan puteri yang kedua yaitu Ummu kultsum. Oleh karena itulah, Utsman
terkenal dengan julukkan " Dzun Nurain" yang berarti mempunyai
dua cahaya.
Ummu kultsum meninggal dunia pada tahun 9 H. setelah itu rasulullah
berkata kepada Utsman "andaikata ada puteri kami yang ketiga tentu akan
kami nikahkan pula dengan engkau".
Setelah ummu kultsum meninggal dunia, Utsman menikah lagi sebanyak 7
kali dan ia diberi anak berjumlah 16 orang. Isteri yang terakhirnya adalah
Nailah binti Furaifisha.
Meskipun Utsman sangat kaya raya tetapi berlaku sederhana dan mempunyai
sifat pemurah sehingga harta kekayaannya digunakan untuk kejayaan islam. Ini
terbukti rasulullah menyerahkan "Jaisyul Usrah" pada perang tabuk,
maka Utsman mendermakan 950 ekor unta, 59 ekor kuda dan 1000 dirham untuk
keperluan perang melawan Byzantium diperbatasan Palestina. Beliau juga membeli
mata air orang-orang romawi yang terkenal dengan harga 20.000 dirham untuk
selanjutnya diwakafkan bagi kepentingan umat islam. Dan beliau juga pernah
meriwayatkan kurang lebih 150 hadits.
Seperti halnya umar, Utsman naik menjadi khalifah melalui proses
pemilihan. Bedanya, umar dipilih atas penunjukkan langsung sedangkan Utsman
diangkat atas penunjukkan tidak langsung, yaitu melewati badan syuro yang
dibentuk oleh umar menjelang wafatnya. Khalifah umar membentuk sebuah komisi
yang terdiri dari 6 orang calon, dengan perintah memilih salah seorang dari
mereka untuk diangkat menjadi khalifah baru. Mereka itu ialah Utsman bin Affan,
Ali bin Abi Thalib, Talhah, Zubair bin Marwan, Saad bin Abi Waqqash dan Abdurrahman
bin Auf, serta seorang dari putera umar yaitu Abdullah di tambahkan pada komisi
tersebut. Tetapi ia hanya mempunyai hak memilih dan tidak berhak dipilih.
Setelah umar berpulang ke rahmatullah, maka sahabat-sahabat yang berenam
itu berkumpul untuk bermusyawarah. Abdurrahman bin ‘Auf mengusulkan agar dia diperkenankan
mengundurkan diri. Tetapi kepadanya ditugaskan bermusyawarah dengan kaum
muslimin, dan memilih seorang untuk menjadi khalifah diantara sahabat-sahabat
yang telah ditunjuk oleh umar.
Usul Abdurrahman ini diterima oleh para sahabat, dan diadakanlah
perjanjian. Sahabat-sahabat itu berjanji memenuhi apa yang diusulkan oleh
Abdurrahman, dan Abdurrahman berjanji berlaku benar dan adil.
Maka bermusyawarahlah Abdurrahman dengan segenap lapisan kaum muslimin,
begitu juga dengan para calon. Dari permusyawaratan itu dapatlah ia mengambil
kesimpulan bahwa pendapat tertuju kepada Utsman dan Ali. Maka dipilihnyalah Utsman,
karena Utsman lebih tua dari Ali dan perilakunya pun lunak.
Masa pemerintahan Utsman adalah yang tepanjang dari semua khalifah di
zaman khulafur rasyidin, yaitu 12 tahun, tetapi sejarah mencatat tidak seluruh
masa kekuasaannya menjadi saat yang baik dan sukses, sehingga zaman
pemerintahaan Utsman dibagi menjadi dua periode, yaitu 6 tahun pertama merupakan
masa pemerintahan yang baik atau disebut juga zaman aman sedangkan 6 tahun
kedua merupakan masa pemerintahan yang buruk atau disebut juga zaman Fitnatul
Kubra (huru hara).
Jasa-jasa Utsman
Zaman keamanan merupakan zaman kejayaan yang dilakukan oleh khalifah Utsman
dalam menyebar dan memperkembangluaskan islam, diantaranya:
1.
Perluasan wilayah islam
Utsman melanjutkan kebijakan Umar bin Khatab
yaitu melanjutkan penaklukan-penaklukan. Penaklukan itu berlangsung lewat jalan
darat dan laut. Perluasan wilayah pada masa Utsman adalah Cyprus, Afganistan,
Libya, Algeria, Tunisia, dan Marocco. Beliau juga bertanggung jawab dalam
menumbuhkan angkatan laut islam yang pertama bagi menjamin keselamatan dan
melakukan peluasan kuasa.
2.
Melakukan pembukuan Al-Quran
Perkembangan wilayah islam membuat jumlah
pemeluknya juga makin bertambah. Di setiap wilayah baru, disitu pula al-Quran
ditinggalkan beserta penghafalnya. Akan tetapi al-Quran tersebut beragam
bentuknya dan ditakutkan akan tejadi perselisihan. Maka Utsman membentuk
panitia penyusunan mushaf al-Quran yang diketuai oleh Zaid bin Sabit.
Anggotanya adalah Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Haris. Salinan kumpulan
al-Quran tersebut dinamakan al-Mushaf.
3.
Membesarkan mesjid Nabawi
Mesjid nabawi telah menjadi padat karena
dipenuhi oleh jemaah yang semakin ramai. Oleh karena itu, Utsman telah
membesarkan mesjid tersebut dengan membeli tanah bagi memperluaskan kawasan
tersebut pada tahun 29 H.
4.
Menyebarkan dakwah islam
Khalifah Utsman sering berdakwah di penjara dan
beliau berjaya mengislamkan banyak orang. Beliau juga banyak mengajar hukum-hukum
islam kepada rakyatnya dan menyebarkan para pendakwah ke setiap penjuru negri.
Peristiwa fitnah dan terbunuhnya Utsman
Pada akhir tahun 34 Hijrah, pemerintahan islam dilanda fitnah. Sasaran
fitnah itu tersebut adalah khalifah Utsman hingga mengakibatkan beliau terbunuh
pada tahun berikutnya.
Fitnah yang keji datang dari mesir berupa uduhan-tuduhan palsu yang
dibawa oleh orang-orang yang datang hendak umrah pada bulan Rajab. Ali bin Abi
Thalib mati-matian membela Utsman dan menyangkal tuduhan mereka.
Sebab-sebab terjadinya peristiwa fitnah adalah:
1.
Utsman bin Affan mengangkat pejabat-pejabat dari kalangan keluarganya
(bani Umayah).
2.
Hilangnya pengaruh kaum Anshar dan bani Hasyim dalam pemerintahan islam.
3.
Kesederhanaan dan kemurahan hati Utsman mmbuatnya tidak bisa bersikap
tegas.
4.
Kaum munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba' menyebarkan hasutan
kepada kalangan kaum muslimin.
Pada tahun 656 M terjadi pemberontakan di Mesir. Mereka menuntut agar
gubenur mesir diganti. Mereka juga memita Utsman bin affan untuk menyerahkan
Marwan bin Hakam kepada mereka. Tetapi hal itu tidak disetujui oleh Utsman bin
Affan. Pada tanggal 17 juni 656 M mereka memasuki rmah Utsman bin Affan dan
membunuh Utsman yang tengah membaca al-Quran. Utsman meninggal pada usia 82
tahun setelah memerintah selama 12 tahun.
Akibat dari terbunuhnya Utsman bin Affan adalah:
1.
Bangkitnya kembali semangat kesukuan arab
2.
Pecahnya kesatuan umat islam
3.
Gerakkan perluasan islam mengalami kemunduran
4.
Pecahnya perang saudara yang turun temurun dalam islam.