Entri yang Diunggulkan

Hijrah ke Habsyi

Hijrah ke Habsyi (Habasyah) A.      Sebab-sebab kaum muslimin hijrah ke Habsyi Nabi Muhammad saw tidak tahan menyaksikan penderita...

Sabtu, 09 Februari 2013

Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat Seluruh Alam

Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat seluruh alam

A.      Kepribadian Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan masyarakat
1.       Memperbaiki pereonomian masyarakat
Sebelum diutus menjadi nabi dan rasul, nabi Muhammad SAW sudah sering memikirkan keadaan masyarakat quraisy yang semakin rusak. Masyarakat yang dalam kehidupannya terbiasa menyembah berhala, mabuk , berjudi, berkelahi, sampai berperang antar suku. Perilaku yang demikian itu melemahkanperonomian dan tata sosial masyarakat.
Ketika berusia 20 tahun, nabi Muhammad SAW telah memprakarsai suatu perjanjian damai dalam urusan perdagangan yang disebut dengan “Hilf Al-Fudul”. Tujuannya antara lain untuk membantu orang-orang lemah dan teraniaya agar tidak dirugikan dalam perdagangan, serta membantu fakir miskin dalam meningkatkan perekonomian masyarakat mekah.
Setelah diangkat menjadi rasul, beliau lebih giat lagi memerhatikan masalah-maslah sosial dan perekonomian pada masyarakat quraisy. Masyarkat akan tenang dan khusyuk dalam beribadah apabila keadaan masyarakat itu tertib, tenang, aman dan damai. Nabi Muhammad SAW mengajak masyarakat quraisy agar meninggalkan cara-cara hidup, adat istiadat, dan kepercayaan jahiliah. Dan menggantikannya dengan ajaran baru yaitu ajaran agama islam.
Peran ajaran islam dalam perbaikan sosial masyarakat mekah
a.       Meluruskan akidah dari kepercayaan menyembah berhala kepada menyembah Allah
b.      Memperbaiki ahlak masyarakat quraisy agar meninggalkan perbuatan tercela dan melakukan perbuatan terpuji, seperti:
1)      Menjauhi minuman yang memabukkan
2)      Meninggalkan kebiasaan merasa malu dan terhina apabila mempunyai bayi perempuan
3)      Menghormati kaum perempuan
4)      Meninggalkan judi
5)      Menjauhi perselisihan antar sesama anggota masyarakat
c.       Menertibkan kehidupan masyarakat dan meningkatkan perekonomian serta tata sosial masyarakat mekah, seperti:
1)      Persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya
2)      Mencari rezeki dengan cara yang halal
3)      Saling menghormati antar sesama manusia

2.       Kasih sayang kepada sesama
a.       Sayang kepada anak-anak
Nabi Muhammad SAW sangat menyayangi anak-anak. Beliau sering bersenda gurau dengan anak-anak para sahabat, memangku dan menggendong mereka.
Pada suatu hari, nabi Muhammad SAW melihat adik dari Anas (pelayan nabi) sedang menangis. Beliau piun bertanya kepada Anas, “bagaimana keadaannya dan mengapa ia menangis?” pertanyaan beliau dijawab oleh Anas, “seekor burungnya telah mati.” Mendengar jawaban itu beliau kemudian menghampiri adik Anas dan menghiburnya, sehingga adik Anas kembali ceria.

b.      Sayang kepada pembantu (pelayan)
Nabi Muhammad SAW mempunyai seorang pelayan yang bernama Anas bin Malik. Ia adalah anak yang cerdas, lebih kurang sepuluh tahun lamanya Anas melayani beliau, baik ketika dirumah maupun dalam perjalanan. Selama melayani beliau, Anas tidak pernah dimarahi atau dibentak.
Pada suatu hari, Anas disuruh nabi Muhammad SAW saw pergi kepasar untuk mengerjakan suatu keperluan. Sampai dipasar Anas melihat anak-anak yang sedang bermain. Ia menjadi tertarik dan ikut bermain. Ketika Anas sedang asyik bermain, Nabi Muhammad SAW datang dan memegang Anas sambil berkata, “Hai Anas, apakah engkau menuruti apa yang aku perintahkan kepadamu?” anas menjawab, “Ya, aku pergi wahai rasulullah.” Nabi Muhammad SAW tersenyum dan tidak marah atas keteledoran Anas

c.       Mengasihi orang yang lemah
Nabi Muhammad SAW sangat mengasihi orang yang lemah. Beliau memerintahkan sahabt-sahabatnya untuk menjaga dan melindungi kaum lemah.
Pada suatu hari, seorang laki-laki mengadu kepada nabi Muhammad SAW sambil berkata: “Ya Rasulullah, saya hamper saja tidak mengerjakan shalat berjamaah karena lamanya bacaan imam dalam shalat.” Mendengar pengaduan itu, nabi Muhammad SAW bersabda kepada orang banyak, “Wahai manusia, sesungguhnya kamu itu membuat orang lari saja! Oleh sebab itu, barang siapa mengerjakan shalat bersama orang banyak, hendaklah ia meringankan, karena diantara mereka ada orang yang sedang sakit, orang yang lemah, dan yang mempunyai keperluan.”

d.      Pemurah, dermawan, dan pemaaf
Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang murah hati dan dermawan. Jika beliau bertemu dengan orang yang memerlukan bantuan, disuruhnya orang itu datang kepada bilal, bendaharawannya, untuk diberi makan dan pakaian.
Suatu ketika nabi Muhammad SAW memakai baju yang tebal pinggirannya. Tiba-tiba datang seorang badui. Orang itu mendekatinya dan langsung menarik baju beliau dengan keras, hingga leher beliau memerah dan sakit. Orang badui itu lalu berkata, “Hai Muhammad, perintahkan agar aku diberi bagian harta Allah yang ada padamu!” nabi Muhammad SAW berpaling kepada orang badui itu dengan senyum, beliau tidak marah. Beliau kemudian memerintahkan agar orang badui itu di penuhi permintaannya. Setelah menerima pemberian Nabi Muhammad SAW, si badui itu pergi dengan mengucapkan syukur dan terima kasih.
Begitulah akhalak beliau yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Kasih sayangnya menyejukkan setiap orang yang menerimanya. Kelembutan budi bahasanya membuat beliau disegani dan dikasihi orang yang bertemu dengannya.

B.      Keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam memelihara lingkungan hidup
Lingkungan tempat kita hidup adalah karunia yang amat penting untuk dijaga, dilestarikan, dan diselamatkan dari segala kerusakan. Ketidak seimbangan lingkungan akan mengancam kehidupan manusia. Seperti banjir, terjangkitnya wabah penyakit, polusi udara, dan lain-lain.
Lingkungan yang perlu kita jaga antara lain rumah sebagai tempat tinggal kita, sekolah tempat belajar kita, masjid atau mushala tempat kita beribadah. Begitu juga lingkungan di sekitar tempat-tempat tersebut, seperti: jalan, saluran air, taman, dan sebagainya.
Agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada pemeluknya untuk menjaga lingkungan. Merusak atau membinasakan lingkungan dilarang oleh Allah swt, seperti firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 205:
#sŒÎ)ur 4¯<uqs? 4Ótëy Îû ÇÚöF{$# yÅ¡øÿãÏ9 $ygŠÏù y7Î=ôgãƒur y^öysø9$# Ÿ@ó¡¨Y9$#ur 3 ª!$#ur Ÿw =Ïtä yŠ$|¡xÿø9$#
Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan (Qs. Al-Baqarah: 205)
Nabi Muhammad SAW banyak memberikan contoh yang baik tentan bagaimana menjaga dan melestarikan lingkungan, misalnya perlakuan beliau terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Sayang kepada hewan
Nabi Muhammad SAW menyayangi semua mahluk ciptaan Allah swt. Pada suatu hari Aisyah mengenderai seekor unta. Karena unta itu nakal, Aisyah memukulnya. Melihat Aisyah bersikap keras kepada unta yang sedang dikenderainya, Rasulullah menegur Aisyah: “Hendaklah engkau berlaku lemah lembut kepadanya.”
Nabi Muhammad SAW melarang orang membebani binatang dengan mutan yang berat, atau memperkerjakan binatang melampaui batas kemampuan binatang itu. Jika binatang itu ditunggangi misalnya kuda, hendaklah diperlakukan secara baik. Sifat kasih sayang nabi Muhammad terhadap binatang tercermin dalam larangan beliau kepada umatnya untuk tidak menjadikan binatan sebagai sasaran dalam perlombaan memanah. Pada waktu itu, masyarakat arab gemar sekali mengadakan perlombaan memanah dengan sasaran binatang. Perbuatan tersebut pada zaman sekarang sama dengan menyambung ayam atau yang lainnya.

Menyayangi tumbuhan
Tumbuh-tumbuhan adalah mahluk Allah yang perlu kita jaga. Lingkungan yang asri bermanfaat untuk mencegah polusi udara. Jika tumbuh-tumbuhan dirusak, timbul banjir, tanah longsor dan polusi udara. Hal itu akan mengancam keselamatan umat manusia. Oleh karena itu, nabi Muhammad SAW berpesan agar umatnya menjaga dan melestarikan tumbuh-tumbuhan.
Cara nabi Muhammad SAW memelihara dan menyelamatkan lingkungan dimulai dari hal-hal yang kecil, seperti menjaga agar tanaman tetap hidup. Dengan demikian umat manusia selain dapat memetik hasil dari taman, mereka juga memperoleh udara yang bersih.
Dalam berperang pun, nabi Muhammad SAW sangat menjunjung tinggi etika perang. Tujuan perang yang beliau lakukan adalah untuk menghapuskan penindasan dan memulihkan perdamaian di muka bumi. Oleh karena itu, jika pasukan muslim berhasil menaklukan musuh, beliau melarang kaum muslim untuk merusak daerah itu. Penduduknya, kekayaannya, binatan peliharaan, dan tumbuh-tumbuhannya tidak boleh dirusak. Tanah-tanah pertanian, rumah-rumah, serta tempat ibadah umat agama lain, tidak boleh diganggu, itulah etika perang yang diajarkan Rasulullah, sebagai upaya penyelamatan lingkungan hidup.

C.      Meneladani cara bergaul nabi Muhammad SAW
Sejak kecil keistimewaan nabi Muhammad SAW sudah terlihat. Beliau cerdas, bijaksana, serta tenang dalam menghadapi setiap permaslahan. Di kalangan masyarakat quraisy beliau dikenal sebagai pemuda yang memiliki ahlak tepuji, sehingga mereka memberinya gelar “Al-Amin” artinya jujur dan dapat dipercaya.
Dalam pergaulan, nabi Muhammad SAW tidak suka memilih-milih teman, namun beliau tidak ingin bergaul dengan orang-orang yang memiliki ahlak buruk. Teman-teman beliau adalah anak-anak atau pemuda yang berhlak baik. Dalam pergaulan sehari-hari, beliau selalu menyenangkan hati orang lain. Beliau sangat hormat kepada orang-orang yang lebih tua, mengasihi teman teman sebayanya, dan menyayangi teman-teman yang lebih muda. Beliau suka membantu orang yang lemah dan memerlukan, menghormati tamu, serta membela kebenaran.
Sepanjang hayat, nabi Muhammad SAW tidak pernah melakukan hal-hal yang tercela, seperti minum minuman keras, berjudi, atau perbuatan tercela lainnya. Oleh karena itu, teman-temannya sangat segan, karena beliau memiliki ahlak yang sangat mulia. Dengan demikian beliau sangat terkenal akan kemuliaan ahlaknya. Beliau orang yang paling ramah, paling sopan, paling jujur, paling lemah lembut, paling bersih jiwanya, paling peduli terhadap orang lain,  dan paling dapat dipercaya. Pendek kata beliau memiliki ahlak yang sempurna dan paling pantas dijadikan teladan oleh seluruh umat manusia di dunia.

Khalifah Umar bin Khattab


Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H / 634-644 M)
A.      Silsilah Umar bin khattab
Umar bin khattab adalah putra khattab bin Nufail bin Abdil Uzza al-Quraisy dari suku bani addy, yaitu suku yang dipandang mulia dan berkedudukan tinggi dalam suku Quraisy. Ibunya bernama Hantamah binti Hasyim ibnu Abdil Mughirah bin Abdillah. Garis keturunan Umar bin Khattab dengan Rasulullah saw bertemu pada Ka’ab bin Luwai, yaitu kakek ketujuh sedangkan dari ibunya bertemu pada kakek keenam.

B.      Kepribadian Umar bin Khattab
Panggilan umar adalah Abu Hafash, artinya orang yang tegas dalam pendirian. Ia mendapat panggilan itu sewaktu Rasulullah SAW melihat sifatnya yang sangat tegas. Selain itu juga umar bin khattab mendapat julukan “Al-Faruq,” artinya orang yang mampu membedakan antara kebenaran dan kebatilan.”
Umar bin Khattab dilahirkan di mekah kira-kira 13 tahun setelah kelahiran nabi Muhammad saw. Beliau tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, dan pemberani. Umar bin Khattab terkenal sangat tegas dalam memutuskan sesuatu dan sangat berani dalam membela haknya. Semasa kecil dia suka mengembala kambing milik ayahnya, dan setelah dewasa dia giat berdagang sebagai saudagar yang sangat dihormati.
Pada masa jahiliyah, umar bin kahattab sangat terkenal dikalangan suku Quraisy. Hal ini dikarenakan ia sering diutus oleh sukunya dalam berbagi peristiwa di antara mereka dan sering menjadi penengah dalam mendamaikan perang diantara suku-suku arab pada masa itu. Demikian juga sikapnya yang tegas tetapi berbudi luhur, sangat kuat dalam menjaga harga diri, dan terkenal sebagai seorang pemuda berani yang gagah perkasa, sehingga ia menjadi orang yang sangat disegani dan dihormati.
Dalam mempertahankan harga dirinya, umar bin khattab sangat kuat. Pada zaman jahiliah, sebelum masuk islam, dia pernah membunuh anak perempuannya sendiri dengan cara dikubur hidup-hidup karena merasa malu mempunyai anak perempuan. Pada zaman jahiliah seorang yang terhormat akan merasa malu dan tehina bila memiliki anak perempuan.

C.      Umar bin Khattab masuk islam
Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang yang keras permusuhannya dengan kaum Muslimin, bertaklid kepada ajaran nenek moyangnya, dan melakukan perbuatan-perbuatan jelek yang umumnya dilakukan kaum jahiliyah, namun tetap bisa menjaga harga diri. Beliau masuk Islam pada bulan Dzulhijah tahun ke-6 kenabian, tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam.
Ringkas cerita, pada suatu malam beliau datang ke Masjidil Haram secara sembunyi-sembunyi untuk mendengarkan bacaan shalat Nabi. Waktu itu Nabi membaca surat al-Haqqah. Umar bin Khattab kagum dengan susunan kalimatnya lantas berkata pada dirinya sendiri- "Demi Allah, ini adalah syair sebagaimana yang dikatakan kaum Quraisy." Kemudian beliau mendengar Rasulullah membaca ayat 40-41 (yang menyatakan bahwa Al Qur'an bukan syair), lantas beliau berkata, "Kalau begitu berarti dia itu dukun." Kemudian beliau mendengar bacaan Nabi ayat 42, (Yang menyatakan bahwa Al-Qur'an bukan perkataan dukun.) akhirnya beliau berkata, "Telah terbetik lslam di dalam hatiku." Akan tetapi karena kuatnya adat jahiliyah, fanatik buta, pengagungan terhadap agama nenek moyang, maka beliau tetap memusuhi Islam.
Kemudian pada suatu hari, beliau keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Nabi. Dalam perjalanan, beliau bertemu dengan Nu`aim bin Abdullah al 'Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah. Lekaki itu berkata kepada Umar bin Khattab, "Mau kemana wahai Umar?" Umar bin Khattab menjawab, "Aku ingin membunuh Muhammad." Lelaki tadi berkata, "Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah, kalau kamu membunuh Muhammad?" Maka Umar menjawab, "Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu." Tetapi lelaki tadi menimpali, "Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesungguhnya adik perampuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini."
Kemudian dia bergegas mendatangi adiknya yang sedang belajar Al Qur'an, surat Thaha kepada Khabab bin al Arat. Tatkala mendengar Umar bin Khattab datang, maka Khabab bersembunyi. Umar bin Khattab masuk rumahnya dan menanyakan suara yang didengarnya. Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya berkata, "Kami tidak sedang membicarakan apa-apa." Umar bin Khattab menimpali, "Sepertinya kalian telah keluar dari agama nenek moyang kalian." Iparnya menjawab, "wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?"  Mendengar ungkapan tersebut Umar bin Khattab memukulnya hingga terluka dan berdarah, karena tetap saja saudaranya itu mempertahankan agama Islam yang dianutnya, Umar bin Khattab berputus asa dan menyesal melihat darah mengalir pada iparnya.
Umar bin Khattab berkata, 'Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya.' Maka adik perempuannya berkata," Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah terlebih dahulu!" lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya. Ketika dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan isinya, kemudian minta ditunjukkan keberadaan Rasulullah.
Tatkala Khabab mendengar perkataan Umar bin Khattab, dia muncul dari persembunyiannya dan berkata, "Aku akan beri kabar gembira kepadamu, wahai Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang didoakan Rasulullah pada malam Kamis, 'Ya Allah, muliakan Islam.dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam.' Waktu itu, Rasulullah berada di sebuah rumah di daerah Shafa." Umar bin Khattab mengambil pedangnya dan menuju rumah tersebut, kemudian mengetuk pintunya. Ketika ada salah seorang melihat Umar bin Khattab datang dengan pedang terhunus dari celah pintu rumahnya, dikabarkannya kepada Rasulullah. Lantas mereka berkumpul. Hamzah bin Abdul Muthalib bertanya, "Ada apa kalian?" Mereka menjawab, 'Umar (datang)!" Hamzah bin Abdul Muthalib berkata, "Bukalah pintunya. Kalau dia menginginkan kebaikan, maka kita akan menerimanya, tetapi kalau menginginkan kejelekan, maka kita akan membunuhnya dengan pedangnya." Kemudian Nabi menemui Umar bin Khattab dan berkata kepadanya. "... Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab." Dan dalam riwayat lain: "Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar."
Seketika itu pula Umar bin Khattab bersyahadat, dan orang-orang yang berada di rumah tersebut bertakbir dengan keras. Menurut pengakuannya dia adalah orang yang ke-40 masuk Islam. Abdullah bin Mas'ud berkomentar, "Kami senantiasa berada dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam."

D.      Perjuang Khalifah Umar bin Khattab
Setelah umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah yaitu pada tahun 23 Hijriah bertepatan dengan tahun 634 masehi, maka Umar bin Khattab mengambil kebijakkan dalam memajukan pemerintahan islam di madinah,diantaranya:

1.       Memperluas wilayah islam
Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat meragukannya. Seorang tokoh besar setelah Rasulullah SAW dan Abu Bakar As Siddiq. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan islam bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab itulah, penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam. Tak lama sesudah Umar bin Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk (636), pasukan Islam berhasil memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641, pasukan Islam telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639, pasukan Islam menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.
Penyerangan Islam terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum Umar bin Khattab naik jadi khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637, terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641, seseluruh Irak sudah berada di bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya itu, pasukan Islam bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642), mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia. Menjelang wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644, sebagian besar daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala Umar bin Khattab wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang Afrika Utara

2.       Memperbaiki bidang ekonomi dan pemerintahan
a.       Kebijakan dalam bidang ekonomi
Dalam mengajukan bidang ekonomi, khalifah umar bin kahattab membentuk lelnmbga-lembaga kepentingan masyarakat. Lembaga ini dibentuk untuk menghantarkan rakyat menuju suatu kehidupan damai dan sejahtera, anatara lain:
Ø  Membentuk jawatan pos, bertugas menyampaikan berita dari pusat pemerintahan di madinah ke daerah-daerah
Ø  Mendirikan Baitul Mal, yaitu tempat untuk menyimpan kekayaan Negara
Ø  Mendirikan Diwan Al-Kharaj, yaitu suatu dewan yang mengurusi pajak tanah
Ø  Mendirikan Diwan Al-Jund, yaitu dewan yang mengurusi keuangan
Ø  Perbaikan jalan-jalan umum, terutama jalan-jalan yang ramai dilalui para pedagang dan masyarakat umum
Ø  Membentuk lembaga yang bertugas member santunan kepada anak-anak yatim, orang-orang tua dan wanita menyusui serta mereka yang kehabisan bahan makanan di perjalanan
Ø  Memperbaiki masjid, diantaranya adalah perbaikan masjidil haram di mekah, masjid nabawi di madinah, dan masjidil Al-Aqsa di palestina

b.      Kebijakan dalam bidang pemerintahan
1)      Mengangkat gubernur untuk mengepalai pemerintahan di daerah dengan dibantu oleh badan-badan dan lembaga-lembaga sebagaimana pada pemerintahan pusat
2)      Pemebentukan dewan hakim yang berfungsi untuk memutuskan perkara, baik dipusat maupun didaerah. Setiap gubernur didampingi oleh seorang hakim yang mempunyai otonomi penuh.
3)      Pembentukan lembaga-lembaga Negara, seperti:
·         Dewan militer, berfungsi mengurusi, membantu dan memelihara keamanan Negara
·         Badan permusyawaratan para sahabat, berfungsi untuk memberikan kesaksian dan pendapatnya dalam berbagai masalah yang timbul, baik dalam masalah hokum-hukum agama maupun memberikan pertimbangan untuk kemajuan pemerintahan.
4)      Membagi wilayah kekuasan islam menjadi 8 provinsi, yaitu provinsi madinah, mekah, Syria, bashrah, Jarirah, Kuffah, Palestina dan Mesir. Masing-masing provinsi dikeplai oleh seorang gubernur dan didampingi oleh seorang hakim
5)      Menetapkan kalender islam, yaitu menetapkan tanggal 1 Muharam sebagai tahun baru hijriah dihitung berdasarkan peredaran bulan dan dimulai sejak Rasulullah SAW hijrah dari Mekah ke Madinah.

Wafatnya Khalifah Umar bin Khattab
Khalifah Umar bin Khattab wafat pada hari ahad tanggal 1 Muharam tahun 23 H / 644 M, dalam usia 63 tahun. Beliau memerintah selama 10 tahun 6 bulan, yaitu sejak tahun 13-23 H / 634-644 M. khalifah  Umar bin Khattab wafat karena ditikam oleh Fairuz yang lebih terkenal dengan panggilan Abu Lu’luah. Dia adalah seorang budak milik Al-Mughirah bin Syu’bah berasal dari Persia. Abu lu’luah membunuh Umar dengan sebuah belati bermata dua yang ditikamkan sebanyak enam kali.
Wafatnya umar bin Khattab ditangan budak bangsa Persia disebabkan oleh dalamnya rasa dendam dan kebencian orang Persia sesudah kekuasaan mereka hancur dan negeri mereka berada dibawah kekuasaan bangsa arab.