Kisah Sa’labah
Pada zaman Nabi
Muhammad saw, ada seorang sahabat yang hidupnya sangat miskin. Beliau sangat
menyayanginya. Ia temasuk orang yang rajin beribadah. Ia tidak penah
ketinggalan salat berjamaah di mesjid. Sahabat itu bernama Sa’labah.
Suatu hari, Sa’labah menghadap Nabi Muhammad saw.
Ia berkeluh kesah tentang keadaannya yang serba kekurangan. Sa’labah mohon didoakan
oleh Nabi Muhammad saw, agar Allah memberikan kekayaan yang banyak kepadanya.
Beliau menolak pemintaan tersebut. Beliau menasehati Sa’labah agar hidup
sederhana. Sa’labah terus mendesak beliau dan bekata, “ya Rasulullah, bukankah
Allah jika memberikan kekayaan kepadaku, aku dapat memberikan kepada setiap
orang haknya?” akhirnya, Nabi Muhammad mendoakan Sa’laba. Doa beliau dikabulkan
Allah. Sa’labah memiliki kambing. Kambingnya berkembang biak dengan pesat
sehingga ia memerlukan tempat yang lebih besar. Ia membangun tempat ternak agak
jauh dari rumahnya. Setelah usahanya semakin berkembang, Sa’alabah mualai
jarang kelihatan shalat berjamaah bersama Nabi Muhammad saw di mesjid. Setiap
hari dia sibuk mengurus tenaknya. Bahkan, ia tidak menghadiri shalat jum’at.
Nabi muhammmad menugaskan dua orang untuk menarik zakat dari Sa’labah. Ia
menolak utusan tersebut. Ketika utusan beliau melaporkan keadaan Sa’labah,
beliau berkata, “Celakalah Sa’labah!”
Nabi Muhammad saw marah kepada Sa’labah. Saat itu,
turunlah surah at-Taubah ayat 75-78.
۞وَمِنۡهُم مَّنۡ عَٰهَدَ ٱللَّهَ لَئِنۡ ءَاتَىٰنَا مِن فَضۡلِهِۦ
لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ٧٥ فَلَمَّآ ءَاتَىٰهُم مِّن
فَضۡلِهِۦ بَخِلُواْ بِهِۦ وَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعۡرِضُونَ ٧٦ فَأَعۡقَبَهُمۡ
نِفَاقٗا فِي قُلُوبِهِمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ يَلۡقَوۡنَهُۥ بِمَآ أَخۡلَفُواْ ٱللَّهَ
مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ ٧٧ أَلَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ
يَعۡلَمُ سِرَّهُمۡ وَنَجۡوَىٰهُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ عَلَّٰمُ ٱلۡغُيُوبِ ٧٨
75.
Dan diantara mereka ada orang yang Telah berikrar kepada Allah:
"Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami,
Pastilah kami akan bersedekah dan Pastilah kami termasuk orang-orang yang
saleh. 76. Maka setelah Allah memberikan
kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan
berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi
(kebenaran). 77. Maka Allah menimbulkan
kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, Karena
mereka Telah memungkiri terhadap Allah apa yang Telah mereka ikrarkan
kepada-Nya dan juga Karena mereka selalu berdusta. 78.Tidaklah mereka tahu
bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah
amat mengetahui segala yang ghaib.
Ketika Sa’labah mendengar ayat tersebut untuk
mengecam dirinya, ia mulai ketakutan. Segeralah Sa’labah menemui Nabi Muhammad
saw sambil menyerahkan zakatnya. Beliau menolak dan berkata, “Allah melarang
aku menerimanya.” Mendengar perkataan beliau, Sa’labah menangis tersedu-sedu.
Setelah Nabi Muhammmad saw wafat, Sa’labah menyerahkan zakatnya kepada Khalifah
Abu Bakar. Abu Bakar menolaknya. Kemudian pada masa khalifah Umar bin Khattab,
Sa’labah menyeahkan zakatnya. Umar bin Khattab juga menolaknya. Akhirnya,
sa’labah meninggal pada masa khalifah Usman bin Affan.
Dari kisah sa’labah diatas, kita dapat memetik
hikmahnya yaitu:
- Ketika mendapat musibah kita harus senantiasa bersabar
- Ketika berjanji kita harus senantiasa menepatinya
- Ketika kita menjadi orang yang sukses, harus senantiasa membantu orang yang membutuhkannya serta tidak sombong
- Kita tidak boleh melupakan zakat sebagai kewajiban kita